Seharusnya kutulis catatan ini pada tanggal 03 maret
2013.
Namun berhubung karena saat itu menjadi tulisanku
saat ini, pun karena memang tidak ada waktu selama itu, mengikuti kegiatan
serius seperti itu bukan berdasarkan dari hati nurani, membuatku tertekan dalam
pelaksanaannya selama kurang lebih 4 hari dalam gemblengan yang benar benar
membuatku merinding. Yap, acara ini adalah PKD (pelatihan kader dasar),
tingkatan kedua pelatihan setelah MAPABA ( masa penerimaan anngota baru).
Tentunya taka sing lagi dengan pelatihan pelatihan itu di telinga mahasiswa, ya
memang karena itu adalah prosesi menjadi anggota PMII ( pergerakan Mahasiswa
islam Indonesia). Memang sih, dahulu sekali saat MAPABA dilaksanakan, bukan
main anggota baru yang mengikuti karantina pelatihan, namun saat sudah memasuki
tahap ke dua sebelum PKL ( pelatihan kader lanjut) bisa dibilang semuanya
berkhiyanat, karena memang sangat sedikit sekali yang tersisa dalam tingkat
lanjut.
Seperti halnya saya sendiri, yang setelah MAPABA tak pernah sama sekali mengikuti pendiskusian pendiskusian yang diadakan PMII, bukan karena tak ada alas an, banyak sekali alas an kenapa saya enggan mengikuti diskusi dan seminar seminar yang di adakan PMII, satu, karena factor waktu dan jarak, jelas sekali tempat komis yang letaknya sangat jauh dari ranah peradabanku, yang kurang lebih memakan waktu 1 jam untuk sampai, belum lagi, saya sebagai wanita yang memang tidak terbiasa keluar malam, dalam aturan keluarga, menjadi penyebab factor yang paling dominan, karena biasanya diskusi diskusi yang diadkan PMII diadakan malam setelah isya’ ( sekitar jam 7 malam lebih) dan belum lagi, jika diskusi, kebiasaan anak PMII sering sampai berjam jam, karena memang perdebatan perdebatan itulah yang diinginkan untuk membangun jiwa dan pemikiran generasi yang kritis. Hembb,, mungkin kurang lebihnya beberapa alas an itu, makanya saya menjadi enggan dan bahkan tidak pernah mengkuti kegiataan PMII paska MAPABA, dan sekarang saya dihadapkan kembali pada rona rona yang lebih menakutkan dari karantina MAPABA, karena bisa dibilang ketika mengikuti PKD ini diharapkan akan manjadi sebenarnya kader PMII yang akan datang.
Seperti halnya saya sendiri, yang setelah MAPABA tak pernah sama sekali mengikuti pendiskusian pendiskusian yang diadakan PMII, bukan karena tak ada alas an, banyak sekali alas an kenapa saya enggan mengikuti diskusi dan seminar seminar yang di adakan PMII, satu, karena factor waktu dan jarak, jelas sekali tempat komis yang letaknya sangat jauh dari ranah peradabanku, yang kurang lebih memakan waktu 1 jam untuk sampai, belum lagi, saya sebagai wanita yang memang tidak terbiasa keluar malam, dalam aturan keluarga, menjadi penyebab factor yang paling dominan, karena biasanya diskusi diskusi yang diadkan PMII diadakan malam setelah isya’ ( sekitar jam 7 malam lebih) dan belum lagi, jika diskusi, kebiasaan anak PMII sering sampai berjam jam, karena memang perdebatan perdebatan itulah yang diinginkan untuk membangun jiwa dan pemikiran generasi yang kritis. Hembb,, mungkin kurang lebihnya beberapa alas an itu, makanya saya menjadi enggan dan bahkan tidak pernah mengkuti kegiataan PMII paska MAPABA, dan sekarang saya dihadapkan kembali pada rona rona yang lebih menakutkan dari karantina MAPABA, karena bisa dibilang ketika mengikuti PKD ini diharapkan akan manjadi sebenarnya kader PMII yang akan datang.
Sebanarnya keikutsertaan saya dalam PKD ini bukan
karena factor nurani pengen menjadi kader PMII, bukan juga niat yang sangat
mempuni untuk meneruskan kembali, karena dirasa memang sama sekali tak berbekal
apa apa dalam pengetahuan PMII, dan tiba tiba harus mengikuti pelatihan kader
dasar ini. Awalnya teman saya sekelas, yang memang aktivis PMII, mengajak saya
untuk mengikuti PKD ini dikarenakan ada seminar nasioanal yang mendatangkan
dosen fovoritku, yap , dosen komunikasi dalam prodi saya dari semester satu.
Dan di iming imingi juga mendatangkan banyak kalangan sahabat sahabati dari
penjuru negeri Indonesia ini. Karena memang yang terlampir dalam undangan PKD
se nusantara. Kurasa sudah kumantapkan niat untuk mengikuti, karena memang
niatan hanya untuk mencari teman dan setidaknya pengalaman, tanpa memutar
kembali moment saat saat MAPABA dilakssanakan, yang berisi pelantikan yang
memberi persumpahan.
Dengan percaya diri saya hanya mengikuti tanpa
membuat makalah sendiri, karena memang makalah ditanggung oleh teman saya yang
mengajak saya tadi, mahasiswa yang mengikuti memang dibatasi, satu fakultas
hanya 5 orang, dan saya termasuk dari 3 cew yang ikut, dan 2 lainnya yaitu
cowok.berbekal materi seadanya yang saya download sebelum berangkat, tanpa
mengetahui apa itu ansos,theology dan lain sebagainya untuk nanti di ujikan
dalam screaming makalah.
Tempat pelaksanaan seminar dan karantika peserta PKD
berada di gedung PC NU jepara jawa tengah, sesampai disana kulihat panitia
panitia yang dulu saya kenal saat MAPABA sepertinya melihat saya ikut, dari
ekspresi wajahnya teramat kaget, mungkin berfikiran, nii anak tak pernah ikut
gerakan PMII tiba tiba ikut PKD. Mungkin sperti itulah gambaran pemikiran
mereka, hehe,, mencari siapa saja peserta yang dari luar kota bahkan luar jawa,
sepertinya masih teramat sedikit pesertanya, malah kebanyakan panitia yang
memenuhi ruangan, menuju ruang seminar masih lumayan percaya diri untuk
mengikuti. Selesai seminar, acara selanjutnya yaitu screaming makalah, pikirku,
pasrah tidak tahu apa apa, dan system yang dipakai seperti persidangan saat
skripsi mahasiswa, pengujinya anggota PMII senior, yaah, disini sudah lumayan
surut dalam posisiku yang memang sama sekali belum membaca isi makalah, lalu
apa nanti yang akan di presentasikan, kelompok saya terdiri dari 4 cowok dan 1
cew yaitu saya, panggilan ke 4 tepat sasaran yaitu saya, rasa kurang percaya
diri timbul, karena memang saya akui belum menguasai tentang ANSOS dan lebih
parahnya lagi, saya sama sekali belum membaca isi makalah yang dibuat teman
saya. Kesalah kedua saya memang terkesan fatal dan memalukan sekali. Berada di
depan ketua PMII jepara rasanya panas dingin, malu jikalau tidak bisa menjawab
dan mendiskripsikan apa apa tentang ansos bahkan yang saya tahu, karena memang
sama sekali saya tidak tahu menahu. Alhasil, teramat tidak puas sekali, karena
memang jawaban jawaban yang di ajukan senior tadi belum bisa saya jawab dengan
benar dan tepat. Menjadi semakin down, mengikuti pelatihan pelatihan
berikutnya.
Acara berlanjut pada perkenalan peserta, dari jepara
sendiri maupun dar luar, serta membicarakan tentang konsekuensi dan aturan
aturan saat pelatihan berlangsung bagi para peserta. Menjadi sedikit pasif
karena memang yang terkesan menguasai acara bukan dari kalangan anak jepara.
Saya hanya mengikuti dan diam, memang tidak biasanya dalam forum diskusi
seperti ini, saya diam dan terkesan hanya mengikuti. Karena biasanya sedikitpun
saya ikut bersua menyuarakan pendapat dan gagasan yang saya miliki. Namun entah
kenapa rasanya dari awal sudah tidak ada chemistry untuk melanjutkan pelatihan
ini. Karena bukan dari hati nurani, itulah kesalahan terbesarku.
Mengikuti pelatihan kurang lebih 4 hari ini,
mengajarkan banyak pengetahuan yang belum pernah saya pelajari sebelumnya,
analisis social, theology pembebasa, kritik wacana agama, advokasi anggaran,
dan masih banyak lainnya. Dan dari semua pemateri yang dihadirkan, satu satunya
yang saya harapkan mengisi materi dan hadir yaitu dosewn favorit saya, namun
ternyata beliau tidak bisa hadir , mungkin Karena jarak yang jauh. Sangat
disesali memang, karena salah satu tujuan saya ikut PKD ini salah satunya ingin
mendapat pemateri dari beliau. Yah walau ketidakhadiran beliau tetap ada
penggantinya, dan acarapun berjalan dengan lancar.
Malam terakhir sebelum pulang, inilah malam malam
paling merindingkan peserta, karena nanti kita semua akan dilantik satu persatu
mengucap janji dan lain sebagainya. Setelah pementasan yang menurut saya kurang
begitu mengasikkan, karena terkesan biasa, mungkin karena memang latihan mereka
yang dadakan, yaa inilah manusia bisanya hanya mengkritik, hehehe
Jam 03.00 semua peserta dibangunkan dalam kegelapan
tiada terkira dan dalam kengantukan tiada terkira. Detik detik paling
menegangkan, dalam hatiku teramat takut jika nanti di kasih pertanyaan satu
persatu alasan kepana mengikuti PKD ini, harus jawab apa?? Entahlah, saya hanya
pasrah dalam kegelapan itu. Yap, inilah akhir, pelantikan yang teramat
mendebarkan jantung dilaksanakan di tempat terbuka, katakanlah lapangan, satu
demi satu pimpinan ber orasi tentang bagaimana meyakinkan kita yang sudah
tergabung dalam kader ini. Orasi yang paling bagus dan membuat saya menjadi
semakin kuattekat untuk benar benar bisa mengabdi dan bergabung dalam PMII ini
adalah, dari pemateri yang memang menjadi ketua PMII se jawa tengah ini,
lantang suaranya seperti kita hendak akan perang melawan penjajahan, orasi yang
sangat membuat merinding inilah puncak dimana kesadaranku tumbuh kembali untuk
tidak berkhiyanat ketika saya menmgikuti MAPABA.
Sekian cerita saya yang mungkin bisa dikatakan
curhat colongan, hehehe
0 komentar:
Posting Komentar