Pada dasarnya,
masa-masa OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) menjadi hal penting
bagi mahasiswa-mahasiswi yang baru saja menginjakkan kakinya di bangku kuliah
untuk mendapatkan beragam pengalaman. Masa itu menjadi penting untuk mengisi
paradigma calon-calon intelektual bangsa dengan hal-hal yang berkaitan erat
dengan tempat mereka mengemban ilmu.
Tentu
akan lucu bila mahasiswa-mahasiswi tidak mengetahui apa-apa tentang kampus
sendiri, ketika ditanyakan
hal-hal sepele seperti, tentang
Unit kegiatan apa saja yang ada didalam kampus, entah itu UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa) atau UKK (Unit Kegiatan Kampus),
kurikulum
yang ada didalam fakultas
dan lain sebagainya, yang seharusnya diketahui oleh mahasiswa dan mahasiswi. Ospek
sendiri akan menjadi lahan produktif bagi para panitia ospek untuk memasukkan
nilai-nilai yang diemban oleh suatu kampus, semisal tentang
kedisiplinan, tentang
jiwa kepemimpinan dan sikap mahasiswa yang sesungguhnya sebagai agen of change. Nilai-nilai ini nantinya
akan membuat mahasiswa baru merasa memiliki keterikatan dengan almamaternya dan
diteruskan sebagai bekal atau dasar mereka mengemban ilmu yang akan
dipraktekkan nantinya dalam masyarakat. Bahkan, akan mampu menimbulkan suatu
kesadaran dan kebanggaan manakala kampus yang dipilihnya memang memiliki
sejarah panjang yang signifikan kontribusinya bagi pembangunan bangsa.
Seorang
mahasiswa mahasiswi akan memiliki sikap berbeda ketika nilai-nilai dimasukkan
saat ospek. Bahkan, di situ akan ada perkenalan secara mendalam dan sebuah
makna tersembunyi yang akan mampu dijawab berdasarkan tingkah laku
mahasiswa-mahasiswi saat memasuki aktivitas sehari-hari dalam belajar di
kampus. Selain akan memiliki bekal, baik sejarah, visi dan misi kampus,
mengenal para dosen, mengenal para karyawan kampus maupun mengenal teman-teman
baru, ospek sendiri bisa menjadi ajang pembentukan mental diri atau pembentukan
jati diri seseorang. Ospek juga merupakan salah satu cara untuk pematangan diri
kita agar bisa bersaing menghadapi perubahan global. Ospek digunakan untuk
melatih mental kita dan mengetahui bagaimanakah diri kita dalam kehidupan
sehari – hari. mahasiswa baru disiapkan untuk memiliki jiwa - jiwa yang kuat
yang dimana mereka adalah penentu bangsa ini akan dibawa kemana.
Namun yang saat ini terjadi Ospek
menjadi salah satu wahana tradisi turun-temurun dari senior kepada yuniornya (Bisa dikatakan sebagai ajang balas
dendam). Mengingat, pada masa Ospek terkadang banyak senior yang jahil, menyiksa, dan bersikap semau
hati. Tak pelak, Ospek pun menjadi bayang-bayang menakutkan bagi
mahasiswa baru, karena adanya tradisi yang sudah pasti akan dilakukan
pada saat Opek
tersebut. Itulah yang memunculkan anggapan bahwa Ospek tak mengenakkan dan identik
dengan pembodohan. Tindakan kekerasan dalam ospek memang kerap terjadi dan
bukan tak mungkin bakal terulang karena sikap senior yang merasa berkuasa dan
banyak teman.
Karena itu seharusnya dapat dibenahi sistem yang seperti itu, berbenah diri dan
berani mengubah Ospek model lama ke model baru yang lebih mencerdaskan bagi
mahasiswa baru adalah PR bagi para penerusnya. Penting saat ini, masih ada kesempatan untuk
menelaah lebih jauh maslahat kegiatan itu. Jadi bisa memberikan bekal
pengetahuan dasar mengenai kemahasiswaan kepada mahasiswa jauh lebih baik, dan progresif, bukankah begitu?
Ospek memang penting bagi para mahasiswa baru,
karena dalam ospek, mereka bisa memperoleh pembelajaran dan pengenalan tentang
dunia kampus yang menjadi bekal ketika melangsungkan studi. Karena itu
semestinya sistem Ospek yang baik mampu menjelaskan bagaimana menjadi mahasiswa
pada zaman sekarang dalam menghadapi berbagai tantangan. Jadi kelak, para
mahasiwa baru bisa memperoleh pencerahan bagi diri sendiri bagaimana dan sebaiknya
menjadi mahasiswa. Dan, itu bisa menjadi bahan pertimbangan bagi mereka
untuk serius menjalankan masa studi di kampus.
Karena itulah, menurut saya ospek
merupakan wahana yang tepat untuk memberikan pencerahan pada mahasiswa baru.
Itulah ospek yang mencerdaskan, yang bersifat edukatif. Bukan wahana
balas dendam yang membuka peluang bagi mahasiswa untuk melakukan tindak
kekerasan. OSPEK seharusnya bukan ajang perpeloncoan dan ajang balas dendam
dari senior kepada yunior, kegiatan yang meneror fisik maupun psikis, bukan
juga ajang eksploitasi senior pada junior. OSPEK adalah ajang pembentukkan
mental ksatria muda yang mampu berjuang dan bertanggung jawab demi kemaslahatan
bersama, demi keutuhan bangsa dan demi kesatuan bangsa di massa mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar