Dear, jika dua orang memang benat benar
saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, itu bukan berarti mereka harus
bersama saat ini juga. Menunggu waktu yang
tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi
‘HADIAH’ yang hebat untuk orang orang yang bersabar. Sementara kalau waktunya
belum tiba, menyibukkan diri dan terus
menjajdi lebih bik, bukan dengan melanggar banyak larangan. Waktu dan jarak yangb akan
menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa cinta itu semakin besar atau bahkan
semakin memudar. Saat kita memutuskan untuk memaafkan seseorang yang kita
anggap menyakiti hati kita, bukan semata mata orang tersebut layak untuk
dimaafkan, melainkan kita selalu layak untuk memiliki kedamaian atau
kejtenangan dalam hati kita. Memafkan itu dekat sekali dengan damai. Dan saat
ini saya akan berkisah tentang sebenarnya kedamaianku. ^_^
Setelah
hampir setahun kita tak saling bersua dan berjumpa satu sama lain, kau tak
banyak berubah mas, hanya saja mungkin hatimu yang sedikit mengalami skema
fluktuatif . karena semua memang menjadi naik turun tidak stabil, kadang hati
kita menjadi semakin dekat, kadang pula semakin menjauh dan bahkan sangat jauh,
seperti yang kita alami 3 bulan terakhir ini, memang saya yang memutuskan untuk
tak banyak banyak berkomunikasi denganmu, bukan karena aku membencimu dan
menghindarimu, bukan sama sekali, tapi karena aku sadar diri untuk tak terus
menerus menaruh harapan yang dulu, karena aku ingin membuktikan dengan
berdiamku terhadapmu seperti ini, apakah aku akan tetap mencintaimu atau aku
akan semakin mudah membuka hati kepada orang lain?, namun ternyata tak ubahnya
hati dan perasaanku masih tetap terpaut di kamu. Ini sebuah kenyataan mas, maaf
jika selalu kau katakan padaku untuk mencoba menyukai dan membuka hati kepada
orang lain, siapa tahu kebahagianku ada pada mereka?, kenyataannya kamu sangat
salah besar mas, ujung ujungnya kenyamananku ada pada saat aku bersamamu, bukan
bersama orang lain, entah aku tidak munafik jika aku terus menerus menjadikan
kamu sebagai alasan sulitnya hatiku membuka kembali. Sebenarnya telah kumencoba
untuk membiasakan diri tanpamu, dengan tak lagi mengharap dan tentunya sedikit
menjauh dari kehidupanmu, berharap aku bisa menata hati kembali, namun setelah
kejadian pertemuan ini, ada sesuatu yang sejak dahulu kita saling mengenal tak
ubahnya hingga sekarang, entah rasa apa itu namanya, yang jelas aku sangat
merasa damai disampingmu dan merasakan kenyamanan dalam kebahagiaan. Mungkin
efek dari kangen yang sekian lama belum pernah kita realisasikan, namun yang
pasti aku menjadi semakin sulit untuk membuka hati kepada yang lainnya, jika
sudah kutahu kedamaianmu ada padamu. Namun tak dipungkiri juga, jika kelak aku
akan bisa menerima seseorang yang baru yang mencintaiku dengan sepenuh hati,
jika kenyataannya bukan dirimu yang tertulis dalam takdirku.
Aku belajar menjadi wanita
yang baik dan sebenarnya, walau kutahu itu bukan hal mudah, namun perjuangan
sangat diperlukan dalam keinginan yang ingin kucapai, bukankah begitu? Beginilah seharusnya menjadi wanita!
Adalah dia yang begitu sabar atas rongrongan
diri dan nafsu orang- orang tak berilmu disekitarnya. Dan dialah yang tetap
memilih untuk berkuat hati terhadap musibah dan kesulitan yang menimpanya.
Dialah yang tetap tabah walaupun jarak memisahkan dirinya dengan orang
kesayangannya, karena iman seakan mengabarkan kepadanya bahwa surga itu memang
mahal dan akan menjadi miliknya justru saat kesulitan itu datang.
Mengapa Allah sedemikian menuliskan takdir kita
untuk bertemu kembali, mungkin ada sesuatu yang telah Allah rencanakan untuk
kita kelak. Entah dengan pertemuan kita kali ini menjadikan kita bersahabat
atau bahkan kembali merajut hubungan yang sempat terputus lalu. Namun yang pasti semua yang telah tertulis
untukku dan untukmu akan aku jalani dengan sabar dan ikhlas, insyaAllah. *to be Continue
0 komentar:
Posting Komentar