RSS

Dear My Sweetheart


Dear, jika dua orang memang benat benar saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Menunggu waktu yang  tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi ‘HADIAH’ yang hebat untuk orang orang yang bersabar. Sementara kalau waktunya belum tiba, menyibukkan  diri dan terus menjajdi lebih bik, bukan dengan melanggar banyak  larangan. Waktu dan jarak yangb akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa cinta itu semakin besar atau bahkan semakin memudar. Saat kita memutuskan untuk memaafkan seseorang yang kita anggap menyakiti hati kita, bukan semata mata orang tersebut layak untuk dimaafkan, melainkan kita selalu layak untuk memiliki kedamaian atau kejtenangan dalam hati kita. Memafkan itu dekat sekali dengan damai. Dan saat ini saya akan berkisah tentang sebenarnya kedamaianku. ^_^

Setelah hampir setahun kita tak saling bersua dan berjumpa satu sama lain, kau tak banyak berubah mas, hanya saja mungkin hatimu yang sedikit mengalami skema fluktuatif . karena semua memang menjadi naik turun tidak stabil, kadang hati kita menjadi semakin dekat, kadang pula semakin menjauh dan bahkan sangat jauh, seperti yang kita alami 3 bulan terakhir ini, memang saya yang memutuskan untuk tak banyak banyak berkomunikasi denganmu, bukan karena aku membencimu dan menghindarimu, bukan sama sekali, tapi karena aku sadar diri untuk tak terus menerus menaruh harapan yang dulu, karena aku ingin membuktikan dengan berdiamku terhadapmu seperti ini, apakah aku akan tetap mencintaimu atau aku akan semakin mudah membuka hati kepada orang lain?, namun ternyata tak ubahnya hati dan perasaanku masih tetap terpaut di kamu. Ini sebuah kenyataan mas, maaf jika selalu kau katakan padaku untuk mencoba menyukai dan membuka hati kepada orang lain, siapa tahu kebahagianku ada pada mereka?, kenyataannya kamu sangat salah besar mas, ujung ujungnya kenyamananku ada pada saat aku bersamamu, bukan bersama orang lain, entah aku tidak munafik jika aku terus menerus menjadikan kamu sebagai alasan sulitnya hatiku membuka kembali. Sebenarnya telah kumencoba untuk membiasakan diri tanpamu, dengan tak lagi mengharap dan tentunya sedikit menjauh dari kehidupanmu, berharap aku bisa menata hati kembali, namun setelah kejadian pertemuan ini, ada sesuatu yang sejak dahulu kita saling mengenal tak ubahnya hingga sekarang, entah rasa apa itu namanya, yang jelas aku sangat merasa damai disampingmu dan merasakan kenyamanan dalam kebahagiaan. Mungkin efek dari kangen yang sekian lama belum pernah kita realisasikan, namun yang pasti aku menjadi semakin sulit untuk membuka hati kepada yang lainnya, jika sudah kutahu kedamaianmu ada padamu. Namun tak dipungkiri juga, jika kelak aku akan bisa menerima seseorang yang baru yang mencintaiku dengan sepenuh hati, jika kenyataannya bukan dirimu yang tertulis dalam takdirku.
Aku belajar menjadi wanita yang baik dan sebenarnya, walau kutahu itu bukan hal mudah, namun perjuangan sangat diperlukan dalam keinginan yang ingin kucapai, bukankah begitu? Beginilah seharusnya menjadi wanita!
Adalah dia yang begitu sabar atas rongrongan diri dan nafsu orang- orang tak berilmu disekitarnya. Dan dialah yang tetap memilih untuk berkuat hati terhadap musibah dan kesulitan yang menimpanya. Dialah yang tetap tabah walaupun jarak memisahkan dirinya dengan orang kesayangannya, karena iman seakan mengabarkan kepadanya bahwa surga itu memang mahal dan akan menjadi miliknya justru saat kesulitan itu datang.
Mengapa Allah sedemikian menuliskan takdir kita untuk bertemu kembali, mungkin ada sesuatu yang telah Allah rencanakan untuk kita kelak. Entah dengan pertemuan kita kali ini menjadikan kita bersahabat atau bahkan kembali merajut hubungan yang sempat terputus lalu.  Namun yang pasti semua yang telah tertulis untukku dan untukmu akan aku jalani dengan sabar dan ikhlas, insyaAllah.  *to be Continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar